MAKALAH
ISIM NAKIROH ,MAKRIFAT
DAN ATHOF
Pengampu :
H.nur salim,spg
DISUSUN OLEH :
Ø Erika friskiyani
Ø Ike lusiana tri cahyani
Ø Khoirul umam
Ø Mohamad choled baehaqi
Ø Muhyidin
Ø Resita nurisa devi
Ø Kusniatul mustofiah
MADRASAH ALIAH NEGRI DEMAK
TAHUN AJARAN 2014/2015
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUA
A. Latar blakang...........................................................................................
B. Pembahasan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Isim Ma’rifatdan Isim Nakir...........................................
B. Pembagian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah............................................
C. Pengaplikasian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah di dalam bentuk
kalimat.....................................................................................................
D. Perbedaan isim nakiroh dan makrifat .....................................................
E. Pengertian athof.......................................................................................
F.
Pembagian
athof......................................................................................
G. Pengaplikasian dari athof bentuk kalimat................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
C. Daftar pustaka
.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kaum
muslimin memaklumi, bahwa bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap orang
muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih
mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam,
mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an,
hukumnya fardhu ‘ain.
Kaidah-kaidah
bahasa Arab dibahas lebih rinci sehingga dapat membantu para pembaca untuk
lebih memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan diharapkan lebih membantu dalam
memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini disajikan dengan tujuan untuk memahami kaidah-kaidah dalam
bahasa Arab yang sesuai dengan sub judulnya. Pada kesempatan kali ini,
khususnya penulis akan membahas materi yang berkaitan tentang isim
ma’rifat, isim nakirah dan athof. Perlunya penulis memaparkan
rumusan masalah yang muncul dari materi tersebut, antara lain :
A. Apa pengertian dari isim ma’rifat dan isim nakirah?
B. Pembagian dari isim ma’rifat dan isim nakirah?
C. Pengaplikasian isim ma’rifat dan isim
nakirah di dalam bentuk kalimat?
D. Perbedan isim makrifat dan nakiroh
E. Apa pengertian dari athof ?
F. Pembagian athof ?
G. Pengaplikasian athof ?
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. PENGERTIAN DARI ISIM MA’RIFAH DAN ISIM NAKIRAH
Kaidah: القاعدة
|
المعرفة
اسم يدل على شيئ معين
Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu.
النكرة اسم
يدل على شيئ غير معين
Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda
tertentu.[1]
|
B. PEMBAGIAN ISIM NAKIROH DAN MAKRIFAT
1. Isim Nakirah
والنكرة كل اسم شائع في
جنسه لا يختص به واحد دون آخر وتقريبه كل ما صلح دخول الألف واللام عليه نحوالرجل
والغلام
Isim nakirah ialah isim
yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan sesuatu perkara dan lainnya.
Singkatnya ialah, setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam, contoh : الرجل atau الغلام (asalnya رجل dan غلام).[3]
Pembagian Isim
Ma’rifat dan Isim Nakirah
2. Isim makrifat
ما دل على معين
Lafadz yang menunjukkan
benda tertentu.
Isim
Ma’rifat dibagi menjadi enam
a. Isim ‘Alam
Kaidah القاعدة
|
العلم اسم
معرفة سمى به شخص أومكان أوحيوان أو أي شيئ اخر
Alam, yaitu isim ma’rifat yang digunakan untuk menamai orang, tempat,
hewan, atau benda-benda lain[4].
|
Isim alam memiliki
beberapa pembagian dian taranya
i.
Alam Asma; Yaitu alam
selainnya alam laqob dan alam kunyah. Misal: .زيد
ii.
Alam Kunyah; Yaitu isim
alam yang dimulai dengan kata ابatau ام .
misalnya:اب عبدالله,
أم الخير. Begitupula alam yang dimulai dengan lafadzخال،خالة،عمّة،عم،اخت،اخ،بنت،ابن .
أم الخير. Begitupula alam yang dimulai dengan lafadzخال،خالة،عمّة،عم،اخت،اخ،بنت،ابن .
iii.
Alam Laqob; Yaitu isim
alam yang menunjukkan arti memuji atau mencela dengan melihat makna aslinya.
Misalnya: زين العابدين Pak Zainal Abidin (perhiasan orang-orang ahli ibadah), انف الناقة
Pak Anfu Naqoh (hidung unta), dan عبد البطون Pak Abdul Buthun (hamba perut).
iv.
Alam yang berupa tarkib
mazji, termasuk bagian dari alam manqul adalah alam yang berupa tarkib mazji,
yaitu dua lafadz yang ditarkib menjadi satu, lafadz yang kedua menempati
tempatnya ta’ta’nis dari lafadz yang pertama, seperti: lafadz بعلبك nama daerah
dinegeri syam, lafadz سبويه pak sibawaih
v.
Alam yang berupa tarkib
idhofi, termasuk bagian dari alam manqul yaitu alam yang berupa tarkib idhofy.
Alam yang berupa tarkib idhofi dibagi menjadi dua yaitu: tidak berupa kunyah.
Misalnya: عبد شمس, berupa kunyah. Misalnya: أبو قحافة
b. Isim Dhamir
Isim
dhamir yaitu isim kata ganti untuk pembicara atau orang pertama, dan untuk
orang yang diajak bicara atau orang kedua, seperti : انا = saya,
dan انت = engkau (lk), dan untuk orang ketiga هو = dia
(lk).[6]
Dan dhamir itu
terbagi kepada dua bagian, yaitu:
F Dhamir bariz
dhamir
bariz adalah dhamir yang ada bentuknya (berupa lafadz) seperti ( ت )
pada فهمت
dhamir bariz itu terbagi pada munfashil danmuttashil. Dhamir
munfashil yaitu dhamir yang tampak karena berdiri sendiri dalam
pengucapan, seperti انا = saya, dan نحن = kita
F Dhamir mustatir
Dhamir
mustatir adalah dhamir yang tidak ada bentuknya (tidak tampak berupa
lafadz), melainkan hanya dalam pemahaman saja, seperti dhamir pada fi’il فهم dhamirnya هو
dhamir
muttashil yaitu dhamir yang tampaknya seakan-akan merupakan bagian atau
suku kata dari kata-kata sebelumnya seperti ( ت ) pada فهمت dan ( ا ) pada فهما .
3. Isim Mubham
Yang dikehendaki adalah
isim isyaroh dan isim maushul, dikarenakan makna keduanya yang samar (mubham),
yang bisa tertentu dengan melalui isyaroh dan shilah.
a. Isim Isyaroh
Yaitu isim yang dicetak untuk perkara yang diisyarohi yang tampak dengan
jari (telunjuk) dan sesamanya.Contoh : هذا, هذه , هؤلاء
b. Isim Maushul
Yaitu isim yang menunjukkan sesuatu/seseorang yang tertentu dengan
cara menyebutkan suatu kalimat sesudahnya yang disebut selatul-maushul.[8] Dan lafadz-lafadznya adalah :
الذى : yang digunakan untuk seorang laki atau sesuatu
jenis mudzakkar
اللذان / اللذين : yang digunakan
untuk dua orang/benda jenis mudzakkar
الذين/ الأولى :
yang digunakan untuk jama’ manusia mudzakkar
التى : yang digunakan untuk seorang perempuan atau
sejenis muannats
اللتان / اللتين :
yang digunakan untuk dua orang/benda jenis muannats
اللاتى / اللائ :
yang digunakan untuk jama’ manusia muannats
4.
Isim-isim yang
dimasuki أل
Yaitu isim yang dimasuki أل dan memberikan pengertian ketentuan
bagi isim tersebut. Seperti : السيف = pedang itu
القلم = pena itu
5.
Isim yang di idhofahkan
pada isim ma’rifat
Yaitu isim-isim yang di idhofahkan pada salah satu dari isim-isim ma’rifat
yang di muka maka terjadilah ma’rifat dengan itu :
Contoh:
قلم محمود =
Di idhofahkan pada Isim Alam
قلم هذا =
Di idhofahkan pada Isim Isyaroh
قلمك =
Di idhofahkan pada Isim Dhamir
قلم الرجل =
Di idhofahkan pada lafadz yang dimasuki Al
قلم الذى كتب =
Di idhofahkan pada Isim Maushul
6.
Isim ma’rifat dengan
sebab Nida’
Yaitu isim munada’ yang ditentukan maksudnya, maka dengan sebab itu jadilah
isim ma’rifat (isim munada’ yaitu isim yang diseru dengan kata seru يا ).
Contoh :
يا رجل =
Hai! Bung!
يا غلام =
Hai nak!
C. PENGAPLIKASIAN ISIM MA’RIFAT DAN ISIM NAKIRAH DIDALAM
BENTUK KALIMAT
1.
Contoh-contoh dari Isim Ma’rifat
a. Contoh dari Isim Alam :
F ابو بكر يذهب الى السوق =
Abu bakar sedang pergi ke pasar
F هارون
الرشيد يشتري الرز = Harun
Ar-Rasyid sedang membeli beras
b. Contoh dari Isim Dhamir :
F انا موظف = Saya adalah seorang pegawai
F بيتها
فسدة = Rumahnya(pr) itu
rusak
c. Contoh dari Isim Mubham
i.
Contoh dari Isim Isyaroh :
F هذا كوب = Ini
adalah sebuah gelas
F هذه خزانة = Ini
adalah sebuah Almari
F اولاء الصائمون = Mereka
adalah orang-orang yang berpuasa
ii.
Contoh dari Isim Maushul
:
F اكرم الذى
علمك = Muliakanlah
orang yang telah mengajarkan engkau
F اكرم الذين علماك = Muliakanlah
orang yang telah mengajarkan engkau
F اكرم
الذين علموك = Muliakanlah
orang yang telah mengajarkan engkau
Dari ketiga contoh tersebut memiliki arti yang sama, namun berbeda cara
penempatan dan kedudukannya.
d. Contoh dari Isim-isim yang
dimasuki أل :
F الدكان فسيح = Toko itu
luas
F المستشفى
فسدة = Rumah
sakit itu rusak
e. Contoh dari Isim yang di idhofahkan
pada isim ma’rifat
F بيت عائشة ضيقة = Rumah Aisyah itu sempit
F جدار ذلك واسخ = Dinding itu kotor
f. Contoh dari Isim ma’rifat dengan sebab Nida’ :
F يا
احمد ارجع الى بيتك = Hai
Ahmad! Pulanglah ke rumahmu!
F يا
فاطمة ا كنسى فناء بيتك = Hai
Fatimah! Sapulah Halaman Rumahmu!
2.
Contoh dari Isim Nakirah :
- ( Didalam
laci itu ada buku) = فى الدرج كتاب
- ( Seorang
laki-laki menanyakan ayahku) = سأل رجل عن
والدى
- ( Muhammad
merobek kertas ) = مزق محمد ورقة
Keterangan :
Apabila kita perhatikan setiap isim dalam kalimat-kalimat di atas, kita
akan melihat bahwa kata كتاب (buku), رجل (seorang laki-laki), ورقة (kertas),
ia tidak menunjukkan kepada benda tertentu yang sudah kita kenal. Isim seperti
ini disebut dengan Isim Nakirah.
D. PERBEDAAN ISIM NAKIROH DAN MAKRIFAT
Isim Nakiroh dapat menerima tanwin dan (ال) bersifat umum atau tidak tentu, sedangkan
makrifat tidak menerimatanwin dan (ال) bersifat kusus atau tertentu
E.
PENGERTIAN ATHOF
athof adalah kata penghubung dua kata atau lebihdengan memakai huruf athof.kata yangdisambung disebut makthuf ,kata yang disambungi adalah makthuf alaih ,dan kata untuk menyambung dengan huruf athof
athof adalah kata penghubung dua kata atau lebihdengan memakai huruf athof.kata yangdisambung disebut makthuf ,kata yang disambungi adalah makthuf alaih ,dan kata untuk menyambung dengan huruf athof
huruf – huruf athof yang harus
di – ikuti salah satu ialah :
اَلْوَاوُ = dan
اَلْفَاءُ = maka
ثُمَّ = atau
اَلْوَاوُ = dan
اَلْفَاءُ = maka
ثُمَّ = atau
حتى=hingga
أَمْ – أَوْ = kemudian
لَكِنْ = atau
لا = tidak
بَلْ = bahkan
أَمْ – أَوْ = kemudian
لَكِنْ = atau
لا = tidak
بَلْ = bahkan
F.
PEMBAGIAN ATHAF
Athaf terbagi menjadi 2 bagian :
Athaf terbagi menjadi 2 bagian :
1.
Athaf Bayan ( (عطف بيان)
اَلتَّابِعُ اَلْجَامِدُ المُشَبَّهُ لِلصِّفَةِ فِى اِيْضَاحِ
مَتْبُوْعِهِ
“Tabi’ (lafazh yang mengikuti) yang jamid dan menyerupai terhadap sifat dalam menjelaskan matbu’nya”
Contoh Athaf Bayan :
اَقْسَمَ بِاللهِ اَبُو حَفْصٍ عُمَرُ
“Tabi’ (lafazh yang mengikuti) yang jamid dan menyerupai terhadap sifat dalam menjelaskan matbu’nya”
Contoh Athaf Bayan :
اَقْسَمَ بِاللهِ اَبُو حَفْصٍ عُمَرُ
2.
Athaf Nasaq ( ( عطف نسق)
التَّابِعُ الْمُتَوَسِطُ بِيْنَهُ وَبَيْنَ مَتْبُوعِهِ اِحْدَى
الحُرُوفِ العَطْفِ العَشَرَةِ
Tabi’
( lafazh yang mengikuti) yang antara ia dengan matbu’nya ditengah – tengahi
oleh salah satu huruf athaf yang sepuluh
أُخْصُصْ بِوُدِّ وَثَنَاءٍ
Lafazh َثَنَاءٍ di’athafkan ke lafazh وُدِّ dan sedangkan lafazh ثَنَاءٍ itu disebutnya ma’thuf dan lafazh وُدِّ disebut ma’thuf a’laih dan wawu disebut a’thaf.
أُخْصُصْ بِوُدِّ وَثَنَاءٍ
Lafazh َثَنَاءٍ di’athafkan ke lafazh وُدِّ dan sedangkan lafazh ثَنَاءٍ itu disebutnya ma’thuf dan lafazh وُدِّ disebut ma’thuf a’laih dan wawu disebut a’thaf.
G.
PENGAPLIKASIAN ATHOF
DALAM BENTUK KALIMAT
1. اَلْوَاوُ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ وَ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad dan Ali (bersamaan)
2. اَلْفَاءُ , contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ فَعَلِيٌّ : telah pergi Ahmad lalu Ali(berurutan)
3. ثُمَّ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ ثُمَّ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad kemudian Ali (berselang lama)
4. اَوْ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ اَوْ عَلِيٌّ : Ahmad atau ‘Ali telah pergi (diragukan)
5. اَمْ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ اَمْ عَلِيٌّ : Ahmad atau ‘Ali telah pergi (diragukan)
6. وَاِمَّا, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ وَ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad dan Ali (bersamaan)
2. اَلْفَاءُ , contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ فَعَلِيٌّ : telah pergi Ahmad lalu Ali(berurutan)
3. ثُمَّ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ ثُمَّ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad kemudian Ali (berselang lama)
4. اَوْ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ اَوْ عَلِيٌّ : Ahmad atau ‘Ali telah pergi (diragukan)
5. اَمْ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ اَمْ عَلِيٌّ : Ahmad atau ‘Ali telah pergi (diragukan)
6. وَاِمَّا, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ وَاِمَّا عَلِي : telah pergi Ahmad dan
atau’ Ali (memilih )
7. بَلْ, contoh :
7. بَلْ, contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ بَلْ عَلِيٌّ : Ahmad tidak pergi, melainkan “Ali
8.
لَكِنَّ,
contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ لَكِنَّ عَلِيٌّ : Ahmad tidak pergi, tetapi Ali (dating)(maksudnya sama dengan (بَلْ)
ذَهَبَ أحْمَدُ لَكِنَّ عَلِيٌّ : Ahmad tidak pergi, tetapi Ali (dating)(maksudnya sama dengan (بَلْ)
9.
لاَ,
contoh :
ذَهَبَ أحْمَدُ لاَ عَلِيٌّ : Ahmad telah pergi, ‘Ali tidak
ذَهَبَ أحْمَدُ لاَ عَلِيٌّ : Ahmad telah pergi, ‘Ali tidak
10.
حَتَّى,
contoh :
اَكَلْتُ السَّمَكَ حَتَّ رأْسَهَا : Aku telah memakan ikan hingga kepalanya
Perlu
diketahui, bahwa tidak seiap lafazh hata menjadi huruf ‘athaf, karena
adakalanya menjadi huruf nawaasib bila berhadapan dengan fi’il mudhari dan
adakalanya menjadi huruf jar,
Seperti : حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ = sampai terbit fajar (Al Qadr : 5)
Seperti : حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ = sampai terbit fajar (Al Qadr : 5)
BAB III
PENUTUP
A. simpulan
Isim
Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu yang
bersifat khusus, dan Isim Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada
suatu benda tertentu yang bersifat umum. Di samping itu, macam-macam Isim
Ma’rifat dan Isim Nakirah antara lain:
Isim Ma’rifat terbagi menjadi 7
macam, yaitu: Isim Alam, Isim Isyaroh, Isim Maushul, Isim Dhamir, Isim-isim
yang dimasuki Alif dan Lam, Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat dan Isim
Ma’rifat dengan sebab Nida’. Dan Isim Nakirah tidak ada pembagiannya atau
macam-macamnya.
Athof ialah kata nama yang
mengikuti akhiran kata yang menghubungkan dengan menempati kedudukan terhubung
(ma’thuf), dan ia harus dibaca mengikuti baris akhiran kata nama sebelumnya
kemudian di antara huruf – huruf athof yang harus di – ikuti salah satu ialah :
Contoh : ذَهَبَ أحْمَدُ وَ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad dan Ali (bersamaan) Athaf terbagi menjadi 2 bagian yaitu Athaf Bayan (عطف بيان)Athaf Nasaq ( عطف نسق)
Contoh : ذَهَبَ أحْمَدُ وَ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad dan Ali (bersamaan) Athaf terbagi menjadi 2 bagian yaitu Athaf Bayan (عطف بيان)Athaf Nasaq ( عطف نسق)
B.
saran
–bahasa arab adalah bahasa surga maka berlatih
mulai sekarang untuk لاشنشم
ىشىفه nanti
–Agar kita memperlajarinya dengan teliti agar
tidak salah faham.
– Agar pembaca lebih berhati – hati dalam melakukan percakapan maupun penulisan bahasa arab.
– Agar pembaca lebih berhati – hati dalam melakukan percakapan maupun penulisan bahasa arab.
DAFTAR PUSTAKA
- Thalib,
Drs. Muhammad, Tata Bahasa Arab 2 Terjemah ANNAHWUL WADHIH Ibtidaiyyah,
(Bandung:PT Al Ma’arif), 2002
- Umam,
Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum
Press), 2010
- Anwar,
K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
- Shofwan,
M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul Hikmah),
1999
- Syaekhuddin,
Ahmad dkk, Belajar Bahasa Arab, (Jakarta:Penerbit Erlangga), 200
-Fauzan badri,Amin,metode
singkat dan cepat AL-IKTISHOR ,cv.chidmatus salam,2007
